Sanur, Bali, sore hari.
Matahari hampir tenggelam. Sebaran warna merah tampak jelas di langit. Memandu matahari menuju tempat peraduan menanti senja. Ombak bergulung. Angin pantai bertiup menggoda anak-anak nelayan yang bermain pasir. Satu, dua nelayan bersiap melaut. Mendorong perahu ke bibir pantai, membiarkan perahu mengapung, dan ...

"Hup".

Dengan sigap mereka meloncat ke atas perahu kayu, lalu bergegas mendayung.
Saya duduk tak bergeming menggamit sebatang rokok di bibir menatap senja di sanur sore hari, setiap harinya sepanjang satu minggu ini. Saya sudah bilang bali itu memiliki sisi eksotis dan mistis. see...

Laut biru, langit biru, pasir putih, tertusuk duri babi… aduh, ternyata perih, kerang-kerang cantik, es kelapa muda segar, teman saya dan teman-temannya yang menyenangkan, susur pantai, cumi goreng tepung, malam berhias bintang, karang-karang, ikan-ikan berlarian, hey… jangan lupakan tiga hiu dan ikan buntal. Kalau saya sebutkan, laut, biru, senja, barong dan keris performance, sukawati, jimbaran bay, ubud, sanur, kuta, laut, pantai ah… pasti dapat menebak dimana cuti saya habiskan seminggu ini.

Teman saya berkata "bali geto loh.. jangan lupa titip bule satu" lho bukannnya di kerjaan kita mayoritas bule ? sama aja kan.. bedanya ditempat kerja kita bulenya pake baju .. -p~~

Satu minggu bergelut di kota eksotis nan menawan telah membuat saya jatuh cinta. Hati saya terpaut di pantai sanur, pantai kuta. Dan rela meninggalkan separuh hati, terbalut kenangan yang tertinggal. Menunggu untuk kembali kesana. Saya berjanji untuk kembali..tidak akan lama. Yah.. sebentar lagi, tunggu saja.