Untuk Buah Hatiku
------------------
“Tidaklah Anak yang dilahirkan itu kecuali telah membawa fitrah ( Kecenderungan untuk percaya kepada Allah) maka kedua orang tuanyalah yang menjadikan anak tersebut beragama Yahudi, Nasrani, atau Majusi” ( Riwayat Muslim)
Anak adalah amanah besar bagi setiap orang-tuanya, Ade Kecil berhak mendapat pendidikan yang baik, berhak untuk mengetahui kebenaran. Tapi mampukan Ayah mu ini kelak membimbingmu nanti de? Sebelumnya maafkan Ayahmu ini jika kelak tidak cukup bisa menyampaikan kebenaran dan betapa agungnya arti sebuah keimanan.
Maafkan Ayah de, karena saat inilah Ayah belajar menjadi seorang bapak.
Tidak banyak ilmu yang Ayah miliki sebagai calon bapak, bahkan ilmu tentang pendidikan anak juga baru Ayah baca semenjak Ibu hamil ade.
Ayah juga kadang masih jarang membacakan ade Al-Quran, kadang lupa menyapa, temasuk kadang lupa mendoakan Ade, bahkan Ayah lebih sering kawatir apakah Ayah mampu nyekolahin Ade nanti, apakah cukup gaji Ayah buat membiayai kebutuhan Ade dari susu, baju dan lain-lain, tapi Ayah gak pernah memikirkan bagaimana jika nanti Ade bertanya “ Allah itu siapa, Ayah?”
Ayah banyak lalai padahal ade belum lahir, begitu banyak yang sudah ayah lewatkan tanpa sadar, hingga keberadaan mu semakin nyata, semakin dekat, semakin berat. Tanpa sadar pula Ayah mengeluh de, Astaghfirullah..
De, maafin Ayah jika keberadaanmu malah membuat Ayah mengeluh dan egois.
Maafkan juga jika kelak ayah beraktivitas dan rutinitas, membuat Ayah tidak sabar meladeni luapan ingin tahu Ade, dengan segala kelelahan yang terasa. Maafkan juga jika kelak akan membentak dan memarahimu.
Setiap orang tidak bisa memilih dari mana kita di lahirkan, tetapi dari mana pun kita dilahirkan, Allah telah meletakan fungsi fitrah ini secara sama
Karena itu De, semoga Ade tidak berkecil hati lahir dari orang tua yang sangat terbatas ilmunya, semoga Ade tidak kecewa dan berkecil hati ketika Ayah tidak bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan kritismu tentang keberadaan Allah.
Seiring akan datangnya saat kelahiranmu De, maafin ayah yang punya banyak keterbatasan ini, namun keberadaan mu sungguh melecut semangat Ayah bahwa kau adalah titipan yang wajib dijaga sebaik-baiknya kehadiran mu sungguh-sungguh membuat Ayahmu ini untuk menata diri demi memberikan pendidikan dan teladan yang terbaik buatmu.
Sesungguhnya kau banyak mengajarkan banyak hal pada Ayah....
Maka, ijinkanlah Ayah belajar darimu
“Dan Ingatlah, ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka berfirman , ‘ Bukankah aku ini Tuhan mu?’ Mereka menjawab, ‘ Betul (engkau Tuhan Kami), kami menjadi saksi.’ Kami lakukan yang demikian itu agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan, ‘sesungguhnya kami bani Adam adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (ke Esaan Tuhan)” (Al-A’raaf:172)
Terinspirasi dari “Maafkan ibumu Nak’ - hidayatullahRead more..!
------------------
“Tidaklah Anak yang dilahirkan itu kecuali telah membawa fitrah ( Kecenderungan untuk percaya kepada Allah) maka kedua orang tuanyalah yang menjadikan anak tersebut beragama Yahudi, Nasrani, atau Majusi” ( Riwayat Muslim)
Anak adalah amanah besar bagi setiap orang-tuanya, Ade Kecil berhak mendapat pendidikan yang baik, berhak untuk mengetahui kebenaran. Tapi mampukan Ayah mu ini kelak membimbingmu nanti de? Sebelumnya maafkan Ayahmu ini jika kelak tidak cukup bisa menyampaikan kebenaran dan betapa agungnya arti sebuah keimanan.
Maafkan Ayah de, karena saat inilah Ayah belajar menjadi seorang bapak.
Tidak banyak ilmu yang Ayah miliki sebagai calon bapak, bahkan ilmu tentang pendidikan anak juga baru Ayah baca semenjak Ibu hamil ade.
Ayah juga kadang masih jarang membacakan ade Al-Quran, kadang lupa menyapa, temasuk kadang lupa mendoakan Ade, bahkan Ayah lebih sering kawatir apakah Ayah mampu nyekolahin Ade nanti, apakah cukup gaji Ayah buat membiayai kebutuhan Ade dari susu, baju dan lain-lain, tapi Ayah gak pernah memikirkan bagaimana jika nanti Ade bertanya “ Allah itu siapa, Ayah?”
Ayah banyak lalai padahal ade belum lahir, begitu banyak yang sudah ayah lewatkan tanpa sadar, hingga keberadaan mu semakin nyata, semakin dekat, semakin berat. Tanpa sadar pula Ayah mengeluh de, Astaghfirullah..
De, maafin Ayah jika keberadaanmu malah membuat Ayah mengeluh dan egois.
Maafkan juga jika kelak ayah beraktivitas dan rutinitas, membuat Ayah tidak sabar meladeni luapan ingin tahu Ade, dengan segala kelelahan yang terasa. Maafkan juga jika kelak akan membentak dan memarahimu.
Setiap orang tidak bisa memilih dari mana kita di lahirkan, tetapi dari mana pun kita dilahirkan, Allah telah meletakan fungsi fitrah ini secara sama
Karena itu De, semoga Ade tidak berkecil hati lahir dari orang tua yang sangat terbatas ilmunya, semoga Ade tidak kecewa dan berkecil hati ketika Ayah tidak bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan kritismu tentang keberadaan Allah.
Seiring akan datangnya saat kelahiranmu De, maafin ayah yang punya banyak keterbatasan ini, namun keberadaan mu sungguh melecut semangat Ayah bahwa kau adalah titipan yang wajib dijaga sebaik-baiknya kehadiran mu sungguh-sungguh membuat Ayahmu ini untuk menata diri demi memberikan pendidikan dan teladan yang terbaik buatmu.
Sesungguhnya kau banyak mengajarkan banyak hal pada Ayah....
Maka, ijinkanlah Ayah belajar darimu
“Dan Ingatlah, ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka berfirman , ‘ Bukankah aku ini Tuhan mu?’ Mereka menjawab, ‘ Betul (engkau Tuhan Kami), kami menjadi saksi.’ Kami lakukan yang demikian itu agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan, ‘sesungguhnya kami bani Adam adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (ke Esaan Tuhan)” (Al-A’raaf:172)
Terinspirasi dari “Maafkan ibumu Nak’ - hidayatullahRead more..!